Kamis, 05 Juni 2014

BIOLOGI DASAR & BIOLOGI PERKEMBANGAN


FLUIDA CAIR
Materi
  1. Pendahuluan
  2. Fluida diam
    1. Tekanan hidrostatis
    2. Gaya Archimedes
    3. Tenggelam, melayang, terapung
  3. Fluida bergerak
    1. Hukum Kontinuitas
    2. Hukum Poiseuille
  4. Laju endapan
  5. Aliran laminer dan aliran turbulen
  6. Tekanan darah.

A.  PENDAHULUAN
     Fluida = zat alir adalah zat yang mudah mengalir. Yang termasuk fluida adalah zat cair dan gas.
     Fluida mudah mengalir  karena :
§  jarak antara atom/molekul sangat jauh.
§  gaya antara atom/molekul sangat kecil
     Dalam medis pembahasan fluida penting untuk memahami proses aliran darah dan mekanisme pernafasan.

B.   FLUIDA DIAM
C.  Tekanan Hidrostatis
         Tekanan hidrostatis adalah tekanan pada setiap titik dalam zat cair, akibat berat zat cair di atasnya.
                                        Zat cair dengan
                                        massa jenis ρ, setinggi h
                                        berada dalam bejana
                               h       dengan luas alas A.
                                        tekanan hidrostatis pada alas
                                        bejana = berat zat cair : luas alas
               A

P hidr =  berat zat cair : luas alas
          =   m g : A
          =  ρ V g : A
          =  ρ A h g : A
          =    ρ h g
                        
                 2. Gaya Archimedes
   Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair, mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Gaya keatas ini disebut gaya Archimedes atau gaya apung.
   FA = mzc g
       = ρzc V g

3. Tenggelam, melayang dan terapung.
a.    Tenggelam.
     Syarat tenggelam : berat benda > FA
     mb g > FA
     ρb V g > ρzc V g
     ρb > ρzc
b. melayang
    Syarat melayang : berat benda = FA
     mb g = FA
     ρb V g = ρzc V g
     ρb = ρzc

c. terapung
Syarat terapung: berat benda < FA
     mb g < FA
     ρb V g < ρzc V g
     ρb < ρzc
Perhatikan !!
   Jika benda sudah dalam keadaan terapung, melayang atau tenggelam (setimbang) maka gaya kebawah = gaya keatas.

D.  Fluida bergerak
1.    Hukum kontinuitas.
     Fluida mengalir dengan debit yang kontinu.
       Debit fluida yang mengalir melalui penampang A1 = debit fluida yang mengalir melalui penampang A2.
       V1/t  = V2/t
      A1 l1/t = A2 l2/t
      A1 v1 = A2 v2         A adalah luas penampang
                                   v adalah kecepatan aliran fluida

   Hukum kontinuitas memperlihatkan bahwa makin kecil luas penampang makin besar kecepatan aliran.
   Pada aliran darah, makin kecil penampang pembuluh darah, makin besar kecepatan aliran, yang berarti makin besar pula tekanan yang dilakukan terhadap pembuluh darah.
   Ada bahaya penyempitan pembuluh darah.

2. Hukum Poiseuille     
    D = π r4 (P1 – P2) / 8η L
    D = debit aliran = volume aliran/waktu
    r = jari-jari pembuluh
   (P1 – P2) = selisih tekanan
    η = viskositas (kekentalan) fluida
   L = panjang pembuluh
   Satuan viskositas = N s/m2  = Pa.s = pas
    viskositas air = 1 mili pas
    viskositas darah = 1 – 3 mili pas.

Tinjauan medis Hukum Poiseuille
       Jari-jari pembuluh merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap debit. Kalau jari-jari pembuluh menjadi ½ r, maka debitnya menjadi 1/16 debit semula. Penyempitan pembuluh darah sangat mempengaruhi debit aliran darah.
       Jika r makin kecil maka untuk meningkatkan debit, tubuh akan memperbesar (P1 – P2). Ini berarti meningkatkan kerja jantung, dengan akibat pembengkakan jantung pada penderita hipertensi.
       Debit aliran darah dapat diperbesar dengan memperbesar r. Beberapa minuman penambah energi mempunyai efek memperbesar r sehingga debit aliran bertambah dan tubuh terasa segar. Tetapi konsekuensinya jumlah darah yang disuplai harus bertambah. Sekali lagi akan meningkatkan kerja jantung.
       Memperkecil viskositas dapat memperbesar debit. Bagi penderita hipertensi ada obat yang memberi efek pengurangan viskositas darah.

E.   Laju endapan
Partikel dengan jari-jari r, massa jenis ρp berada dalam fluida dengan massa jenis ρf. Partkel itu mengalami 3 gaya.
1) gaya berat arahnya kebawah, sebesar
     W = 4/3 π r3 ρp g
   2) gaya apung arahnya keatas, sebesar
     FA = 4/3 π r3 ρf g
3) gaya hambatan karena viskositas fluida, arahnya keatas, sebesar
   R = 6π r η v

   Dalam keadaan setimbang gaya keatas sama dengan gaya kebawah.
 FA + R = W
 R =  W - FA
 6π r η v = 4/3 π r3 ρp g - 4/3 π r3 ρf g
 sehingga :
 v = 2r2 g (ρp - ρf )/9 η
Dalam konteks medis,
v = Laju Endapan Darah (LED)
  = Kecepatan Pengendapan Darah (KPD)
  = Basal Sedimentation Rate (BSR)
  = Bloed Bezinking Snellheid (BBS)

r = jari-jari sel darah merah
ρp = massa jenis sel darah merah
ρf = massa jenis plasma darah
η = vikositas plasma darah
g = percepatan gravitasi
Pada penderita rheumatik sel darah merah cenderung bergerombol sehingga meningkatkan r efektif dengan demikian  LED meningkat.
Pada penderita hemolytic jaundice (pemecahan hemoglobin berlebihan) sel darah merah menjadi ceper atau pecah sehingga menurunkan r efektif dengan demikian LED menurun.

r = jari-jari sel darah merah
ρp = massa jenis sel darah merah
ρf = massa jenis plasma darah
η = vikositas plasma darah
g = percepatan gravitasi
Pada penderita rheumatik sel darah merah cenderung bergerombol sehingga meningkatkan r efektif dengan demikian  LED meningkat.
Pada penderita hemolytic jaundice (pemecahan hemoglobin berlebihan) sel darah merah menjadi ceper atau pecah sehingga menurunkan r efektif dengan demikian LED menurun.

F.     Aliran laminer dan aliran turbulen

       Ciri aliran laminer.
   Mengalir perlahan, tenang, tidak terjadi perpotongan garis alir, tidak ada golakan/pusaran
       Ciri aliran turbulen
   Mengalir cepat, terjadi perpotongan garis alir, ada golakan

       Pada pengukuran tekanan darah digunakan pressure cuff, sehingga aliran darah dibuat turbulen, dan menghasilkan vibrasi, sehingga denyutan jantung dapat didengar menggunakan stetoskop.
       Hubungan antara tekanan dan debit aliran pada aliran laminer dan aliran turbulen diperlihatkan pada grafik berikut.
       Pada obstruksi (penyempitan pembuluh darah) debit menurun, tekanan meningkat, aliran mudah menjadi turbulen.


.
  
       Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap kontraksi jantung terpompa 80 ml darah. Setiap 1 menit, sel darah merah telah beredar komplit satu siklus dalam tubuh. Setiap saat, 80 % darah berada dalam sirkulasi sistemik, 20 % dalam sirkulasi paru-paru. Darah dalam sirkulasi sistemik ini 20 % berada di arteri, 10 % di dalam kapiler, 70 % dalam vena. Pada sirkulasi paru-paru 7 % di kapiler paru-paru, 93 % antara areteri paru-paru dan vena paru-paru.


 SUMBER : MATERI KULIAH BIOLOGI DASAR & BIOLOGI PERKEMBANGAN

Rabu, 30 April 2014

PSIKOLOGI KEBIDANAN (perkawinan)


PERKAWINAN
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. (UU Perkawinan No. 1 tahun 1974)
Suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia yang berlawanan jenis dalam suatu ikatan suci dan mulia dibawah lindungan hokum dan Tuhan Yang Maha Esa. (Hurlock).

Macam-macam perkawinan
1.      Monogami
2.      Poligami
3.      Poliandri

Pertimbangan perkawinan ala Indonesia
1.      Bibit, asal keturunan sehat jasmani dan rohani.
2.      Bebet, darah keluarga
3.      Bobot, martabat, social, ekonomi yang mantab.

Kebutuhan untuk perkawinan
1.      Kebutuhan material
2.      Kebutuhan fisik/seksual
3.      Kebutuhan social
4.      Kebutuhan religious

Penyesuaian dalam perkawinan
1.      Factor yang mempengaruhi penyusuaian seksual :
·         Perilaku terhadap seks
·         Pengalaman seks masa lalu
·         Dorongan seks
·         Pengalaman seks marital awal
·         Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi
·         Efek vasektomi
2.      Factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak keluarga pasangan
·         Keinginan untuk mandiri
·         Keluargaisme
3.      Factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian
·         Konsep pasangan yang ideal
·         Pemenuhan kebutuhan
·         Minat dan kepentingan  bersama
·         Keserupaan nilai
·         Konsep peran
·         Perubahan dalam pola hidup

Gangguan psikologi pada masa perkawinan
1.      Pola baru dalam tingkah laku seksual
ü  Term marriage
ü  Trial marriage
ü  Companiote marriage
2.      Kesulitan dalam penyesuaian perkawinan
ü  Persiapan yang terbatas untuk perkawinan
ü  Konsep yang tidak realistic tentang perkawinan
ü  Pacaran yang dipersingkat


Sumber : MATERI KULIAH PSIKOLOGI D3-KEBIDANAN